Sabtu, 08 Januari 2011

Kontrasepsi Kondom

KONTRASEPSI KONDOM

1. Pengertian KB
KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997)
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara kelahiran anak (Medikastore, 2009).
Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10atau1992).
Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) adalah  suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. (http:atauatauwww. program-kb- indonesiaatauaccesed5atau12atau2010)
KB adalah Tindakan yg membantu individu atau pasutri untuk, mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (WHO (Expert Committe, 1970)
2. Tujuan Program KB
a.        Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
b.       Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
c.        Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi :
1)        Keluarga dengan anak ideal
2)      Keluarga sehat
3)      Keluarga berpendidikan
4)      Keluarga sejahtera
5)      Keluarga berketahanan
6)      Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7)      Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
3. Sasaran Program KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
a.        Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun.
b.       Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
c.        Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alatataucara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen.
d.        Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5persen.
e.        Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
f.        Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
g.        Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
h.        Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.
i.          Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program KB Nasional.
4. Ruang Lingkup KB
Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi remaja; Ketahanan dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas; Keserasian kebijakan kependudukan; Pengelolaan SDM aparatur; Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan; Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.
5. Strategi Program KB
Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:
a.        Strategi dasar
b.       Strategi operasional
6. Strategi dasar
a.        Meneguhkan kembali program di daerah
b.       Menjamin kesinambungan program
7. Strategi operasional
a.        Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
b.       Peningkatan kualitas dan prioritas program
c.        Penggalangan dan pemantapan komitmen
d.        Dukungan regulasi dan kebijakan
e.        Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
8.        Dampak Program KB
Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu dan anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.
A. KONSEP KB MOW atau TUBEKTOMI
1. Definisi
Kata tubektomi berasal dari tuba dan ektomi,
tuba = saluran telur wanita
ektomi = membuang atau mengangkat
(Didi Kusmarjadi,2009)
MOW (Medis Operatif Wanita) atau tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi (Prawirohardjo,2005,924)
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) perempuan (Saifuddin,2006,MK81)
Tubektomi atau steril wanita adalah dilakukan penyumbatan kedua tuba fallopii yang dapat dicapai baik dengan laparotomi atau mini-laparotomi atau yang lebih sering, mini laparascopi (Glaiser dan Gebbie, 2006, 191)
Tubektomi atau sterilisasi wanita adalah dilakukan penyumbatan tuba fallopii melalui bedah sehingga telur dan sperma tidak dapata bertemu (WHO,2007,18)
Tubektomi adalah tindakan penutupan terhadap kedua saluran telur kanan dan kiri, yang menyebabkan sel telur tidak dapat melewati sel telur, dengan demikian sel telur tidak dapat bertemu dengan sperma laki-laki sehingga tidak terjadi kahamilan (BKKBN, 2008).
Tubektomi adalah pengikatan atau pemotongan tuba fallopii kiri dan kanan pada wanita untuk mencegah transport ovum dari ovarium melalui tuba ke arah uterus (Anonim,2010)
2. Sejarah
Seminar Kuldoskopi Indonesia Pertama (1972) telah mengambil kesimpulan tentang indikasi tubektomi sebagai berikut : 1)Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup, 2) Umur 30 tahun dengan 3 anak hidup, 3) Umur 35 tahun dengan 2 anak hidup. Indikasi ini dikenal dengan keputusan 100 (umur ibu x banyaknya anak = 100)
Konfrensi Khusus Perkumpulan untuk Sterilisasi Sukarela Indonesia (1976) di Medan menganjurkan agar tubektomi dilakukan pada umur antara 25-40 tahun, dengan jumlah anak sebagai berikut : 1) umur istri dari 25-30 tahun dengan 3 anak atau lebih, 2) umur istri antara 30-35 tahun dengan 2 anak atau lebih, dan 3) umur istri antara 35-40 tahun dengan 1 anak atau lebih. Umur suami sekurang-kurangnya 30 tahun, kecuali apabila jumlah anaknya telah melebihi jumlah yang diinginkan.
3. Profil
a.        Sangat efektif dan permanen
b.       Tindak pembedahan yang aman dan sederhana
c.        Tidak ada efek samping
d.        Konseling dan inform consent (persetujuan tindakan) mutlak diperlukan.
(Saifuddin, 2006, MK-81)
4. Manfaat
a.    Kontrasepsi:
1)        Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100perempuan selama tahun pertama penggunaan.
2)      Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)
3)      Tidak tergantung pada faktor senggama
4)      Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius
5)      Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi local.
6)      Tidak ada efek samping dalam jangka panjang.
7)      Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada reproduksi hormon ovarium)
(Saifuddin,2006, MK-82)
b.   Nonkontrasepsi :
Berkurangnya resiko kanker serviks
5. Keterbatasan
a.        Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali) kecuali dengan operasi rekanalisasi
b.       Klien dapat menyesal dikemudian hari
c.        Resiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anastesi umum)
d.        Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
e.        Dilakukan oleh dokter yang terlatih (dibutuhkan dokter spesialis genikologi atau dokter spesialis bedah untuk proses laparaskopi)
f.        Tidak melindungi dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS
(Saifuddin,2006, MK-82)
6. Yang dapat menjalani tubektomi (indikasi)
a.        Usia >26 tahun
b.       Paritas >2
c.        Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya
d.        Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius
e.        Pascapersalianan
f.        Pascakeguguran
g.        Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini
(Saifuddin,2006, MK-82)
7. Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi (kontraindikasi)
a.        Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
b.       Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi)
c.        Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu disembuhkan atau dikontrol)
d.        Tidak boleh menjalani proses pembedahan
e.        Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa depan
f.        Belum memberikan persetujuan tertulis
(Saifuddin,2006, MK-82)
8. Waktu Tindakan
a.        Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tersebut tidak hamil
b.       Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase poliferasi)
c.        Pascapersalinan
1)   Minilap : didalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu
2)  Laparoskopi: tidak tepat untuk klien-klien pascapersalinan
d.        Pascakeguguran
1)   Triwulan pertama : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap atau laparoskopi)
2)  Triwulan kedua : dwaktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap saja)
(Saifuddin,2006, MK-82)
9. Metode
Terdapat dua langkah tindakan yaitu:
a.        Mencapai tuba fallopii meliputi:
1)   Abdominal atau Transabdominal antara lain:
a)   Laparatomi
b)  Mini laparatomi atau mini lap, terdapat dua cara yaitu:
(1) Sub-umbilikal atau infra-umbilikal : post partum
(2)      Supra-pubis atau mini pfsnnenstiel : post-abortus, interval.
c)   Laparaskopi
2)  Vaginal atau transvaginal
a)   Kolpotomi
b)  Kuldoskopi
3)  Transcervical atau transuterine
a.    Histeroskopi
b.   Tanpa melihat langsung (blind delivery)
b.       Cara oklusi tuba fallopii berdasarkan :
1)   Tempat oklusi tuba fallopii
a)   Infundibulum (bagian distal atau fimbriae)
b)  Ampulla atau isthmus (bagian tengah)
c)   Interstitial (dekat utero-tubal junction)
2)  Cara oklusi tuba fallopii
a)   Ligasi
b)  Electro-koagulasi
c)   Thermo-koagulasi
d)  Bands atau ring atau cincin
e)   Clips
f)   Zat-zat kimia atau plugs
g)   Solid plugs atau intratubal devices
h)   Fimbriotexy
i)    Ovariotexy
j)    Sinar laser

Senam Hamil

– Olah raga sangat penting bagi ibu hamil, untuk tetap mendapatkan tubuh yang sehat dan bugar ( dengan senam hamil ). Namun olah raga yang dilakukan, juga harus yang sesuai dengan perubahan fisik. Senam yang pas dilakukan saat kehamilan adalah senam hamil.
Senam hamil biasanya dimulai saat kehamilan memasuki trisemester ketiga, yaitu sekitar usia 28-30 minggu kehamilan. Selain untuk menjaga kebugaran, senam hamil juga diperlukan untuk meningkatkan kesiapan fisik dan mental calon ibu selama proses persalinan.

Berikut beberapa tujuan senam hamil:
1. Menguasai teknik pernapasan.
Latihan pernapasan sangat bermanfaat untuk mendapatkan oksigen, sedangkan teknik pernapasan dilatih agar ibu siap menghadapi persalinan.
2. Memperkuat elastisitas otot.
Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, sehingga dapat mencegah atau mengatasi keluhan nyeri di bokong, di perut bagian bawah dan keluhan wasir.
3. Mengurangi keluhan.
Melatih sikap tubuh selama hamil sehingga mengurangi keluhan yang timbul akibat perubahan bentuk tubuh.
4. Melatih relaksasi.
Proses relaksasi akan sempurna dengan melakukan latihan kontraksi dan relaksasi yang diperlukan untuk mengatasi ketegangan atau rasa sakit saat proses persalinan.
5. Menghindari kesulitan.
Senam ini membantu persalinan sehingga ibu dapat melahirkan tanpa kesulitan, serta menjaga ibu dan bayi sehat setelah melahirkan.
Hampir di setiap rumah sakit bersalin memiliki kelas senam hamil. Ada baiknya Anda mensurvey rumah sakit tempat Anda akan bersalin, sekaligus mengikuti program senam hamil di rumah sakit tersebut.
Tapi bila lokasinya jauh dan Anda tak punya cukup waktu untuk ke rumah sakit, sebenarnya senam hamil juga bisa dilakukan sendiri di rumah. Namun senam ini harus dilakukan secara teratur, dengan kondisi yang tenang dan menggunakan pakaian yang longgar.

Berikut beberapa petunjuk dalam melakukan senam hamil:
Latihan Otot Kaki
1. Duduklah dengan posisi kedua lutut diluruskan, tubuh bersandar pada kedua lengan yang diletakkan di belakang pantat.
2. Tegakkan kedua telapak kaki dengan lutut menekan kasur. Kemudian tundukkan kedua telapak kaki bersama jari-jarinya. Ulangi beberapa kali.
3. Hadapkan kedua telapak kaki satu sama lain dengan lutut tetap menghadap ke atas, kembalikan ke posisi semula. Ulangi terus sebanyak beberapa kali.
3. Kedua telapak kaki digerakkan turun ke arah bawah, lalu gerakan membuka ke arah samping, tegakkan, kembali, dan seterusnya.
4. Kedua telapak kaki buka dari atas ke samping turunkan, hadapkan, kembali ke posisi semula, dan seterusnya.
Kegunaan: Memperlancar sirkulasi darah di kaki dan mencegah pembengkakan pada pergelangan kaki.

Latihan Pernafasan
1. Pernafasan perut
- Tidurlah terlentang dengan satu bantal, kedua lutut dibengkokkan dan dibuka kurang lebih 20 cm.
- Letakkan kedua telapak tangan di atas perut di sekitar pusat sebagai perangsang. Keluarkan napas dari mulut (tiup) sambil tangan menekan perut ke dalam.
- Tarik napas dari hidung dengan mulut tertutup, perut mengembang mendorong kedua tangan ke atas. Perhatikan bahwa gerakan pernafasan dilakukan dengan perut (jadi dada tidak ikut kembang kempis).
Kegunaan: Melemaskan dinding perut agar mudah diperiksa oleh dokter/bidan.
2. Pernafasan iga
- Tidur terlentang (seperti pada pernapasan perut), letakkan kedua tangan dalam posisi mengepal di iga sebagai perangsang.
- Bernapaslah seperti pada pernapasan perut, dengan pengecualian tangan menekan iga ke dalam dan iga mengembang mendorong kedua tangan ke arah samping luar.
Kegunaan: Mendapatkan oksigen sebanyak mungkin.
3. Pernapasan dada
- Tidur terlentang (seperti pada pernapasan perut), letakkan kedua tangan di dada bagian atas.
- Keluarkan napas dari mulut (tiup) dengan tangan menekan dada ke arah dalam.
- Tarik napas dari mulut dengan mulut terbuka, dada mengembang mendorong ke dua tangan ke atas.
Kegunaan: Mengurangi rasa sakit saat bersalin.
4. Pernapasan panting (pendek-pendek dan cepat)
Pernapasan ini menyerupai pernapasan dada, hanya saja irama pernapasan lebih cepat dengan gerakan napas dihentikan separuhnya (bernapas tidak terlalu dalam, pendek-pendek saja).
Kegunaan: Istirahat atau menghilangkan lelah sesudah mengejan. Juga dilakukan saat ibu sudah merasa ingin mengejan sementara pembukaan belum lengkap, supaya jalan lahir tidak bengkak atau sobek.
Semua gerakan latihan pernapasan di atas sebaiknya dilakukan enam kali sehari, di pagi hari sesudah bangun tidur dan malam hari sebelum tidur.
Latihan Otot Panggul
1. Tidur terlentang, kedua lutut dibengkokkan.
2. Letakkan kedua tangan di samping badan. Tundukkan kepala dan kerutkan pantat ke dalam hingga terangkat dari kasur.
3. Kempeskan perut hingga punggung menekan kasur. Rasakan tonjolan tulang panggul bergerak ke belakang.
4. Lemaskan kembali dan rasakan tonjolan tulang bergerak kembali ke depan. Ulangi gerakan ini 15-30 kali sehari.
Kegunaan: Mengembalikan posisi panggul yang berat ke depan, mengurangi dan mencegah pegal-pegal, sakit pinggang dan punggung serta nyeri di lipat paha.
Latihan Otot Betis
1. Berdiri sambil berpegangan pada benda yang berat dan mantap.
2. Posisikan ibu jari dan jari-jari lain menghadap ke atas.
3. Regangkan kaki sedikit dengan badan lurus dan pandangan lurus ke depan.
4. Tundukkan kepala seraya berjongkok perlahan sampai ke bawah tanpa mengangkat tumit dari lantai.
5. Setelah jongkok, lemaskan bahu. Kempeskan perut, kemudian perlahan kembalilah berdiri tegak, lepaskan kerutan.
Lakukan enam kali dalam sehari.
Kegunaan: Mencegah kejang di betis.

Latihan Otot Pantat
1. Tidur terlentang tanpa bantal, kedua lutut dibengkokkan dan agak diregangkan.
2. Dekatkan tumit ke pantat dengan kedua tangan di samping badan.
3. Kerutkan pantat ke dalam sehingga lepas dari kasur, angkat panggul ke atas sejauh mungkin.
4. Turunkan perlahan (pantat masih berkerut), lepaskan kerutan, dsb. Ulangi enam kali sehari.
Kegunaan: Mencegah timbulnya wasir saat mengejan.

Latihan Anti Sungsang
1. Ambil posisi merangkak, kedua lengan sejajar bahu, kedua lutut sejajar panggul dan agak diregangkan.
2. Kepala di antara kedua tangan, tolehkan ke kiri atau ke kanan.
3. Letakkan siku di atas kasur, geser siku sejauh mungkin ke kiri dan ke kanan hingga dada menyentuh kasur. Lakukan sehari 2 kali selama 15 – 20 menit/kali.
Kegunaan: Mempertahankan dan memperbaiki posisi janin agar bagian kepala tetap di bawah. (berbagai sumber)

Periksa Diri Sendiri (SADARI)

Apa itu SADARI ???
SADARI adalah pemeriksaan yang mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya.
Apa MANFAATNYA???
untuk menemukan kanker dalam stadium dini sehingga pengobatannya menjadi lebih baik karena bentuk payudara biasanya berubah-ubah. Sebelum memasuki masa menstruasi, biasanya payudara terasa membesar, lunak, atau ada benjolan dan kembali normal ketika masa mentruasi selesai. Yang terpenting adalah mengenali perubahan mana yang biasa terjadi dan mana yang tidak. Pastikan Anda mengetahui mana yang normal untuk Anda.
Kapan waktu DILAKUKAN SADARI???
Waktu terbaik untuk memeriksa payudara adalah 7 sampai 10 hari setelah menstruasi selesai. Pada saat itu, payudara terasa lunak. Ingat bahwa tujuan dari pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin adalah untuk merasakan dan mengenal lekuk-lekuk payudara sehingga jika terjadi perubahan dapat segera diketahui.
Bagaimana CARA melakukan SADARI???
(1)Pemeriksaan di depan cermin.
Berdirilah seperti biasa di depan cermin, dan perhatikan kesimetrisan kedua payudara Anda. Lalu angkat kedua lengan Anda melewati kepala. Perhatikan, apakah ada perubahan bentuk di setiap payudara, pembengkakan, lekukan, atau perubahan di setiap puting. Kenalilah payudara anda sebagaimana anda mengenali http://img218.imageshack.us/img218/4153/sadari1.jpgwajah anda sendiri. Masa jerawat kecil anda bisa menyadari dengan jelas  tetapi payudara berubah anda tidak sadar? jangan buat si payudara menjadi cemburu dengan wajah anda
(2)Pemeriksaan raba pada posisi berdiri.
Untuk melakukan pemeriksaan pada payudara sebelah kanan, angkat lengan kanan anda ke belakang kepala, lalu gunakan jari-jari tangan kiri untuk melakukan pemeriksaan. Lakukan langkah-langkah sebaliknya untuk memeriksa payudara sebelah kiri.
http://img810.imageshack.us/img810/5610/sadari6.jpg
(3)Pemeriksaan raba pada saat berbaring.
Berbaringlah di atas permukaan yang keras. Saat melakukan pemeriksaan pada payudara kanan, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Kemudian letakkan lengan kanan di belakang kepala. Ratakan jari-jari tangan kiri pada payudara kanan, dan tekan secara lembut dengan gerakan memutar searah jarum jam. Mulailah pada bagian paling puncak dari payudara kanan (posisi jam 12), kemudian bergerak ke arah jam 10 dan seterusnya, sampai kembali ke posisi jam 12. Setelah itu, pindahkan jari-jari Anda kira-kira 2 cm mendekati puting. Teruskan gerakan memutar seperti sebelumnya hingga seluruh bagian payudara, termasuk puting selesai diperiksa. Lakukan hal yang sama pada payudara sebelah kiri.
http://img815.imageshack.us/img815/8969/sadari7.jpg
Teknik SADARI yang benar harus menggunakan buku jari dari ketiga jari tengah Anda, bukan ujung jari. Anda sangatdianjurkan untuk mengulang-ulang gerakan melingkar dengan buku jari yang disertai dengan sedikit penekanan. Namun penekanan yang berlebihan dapat menyebabkan tekanan pada tulang rusuk dan akan terasa seperti benjolan.
(4) Tempo permeriksaan
Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Para wanita yang sedang haid sebaiknya melakukan pemeriksaan pada hari ke-5 sampai ke-7 setelah masa haid bermula, ketika payudara mereka sedang mengendur dan terasa lebih lunak.
Jika menemukan adanya benjolan atau perubahan pada payudara yang membuat diri Anda resah, segera konsultasikan ke dokter. Jika dokter menginformasikan bahwa hasil pemeriksaannya menunjukkan tidak adanya kelainan tapi Anda masih tetap resah, Anda bisa meminta kunjungan lanjutan. Anda juga bisa meminta pendapat kedua dari seorang dokter spesialis.
Para wanita yang telah berusia 20 dianjurkan untuk mulai melakukan SADARI bulanan dan CBE tahunan, dan harus melakukan pemeriksaan mamografi setahun sekali bila mereka telah memasuki usia 40.
Jangan biarkan kanker payudara merusak hidup anda! kanker payudara bukan kanker
===Bila merasa ada perubahan segera hubungi dokter===
By: Lukik

Kehamilan


     Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus kembar, atau triplet).

     Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida

Masa Kehamilan

Minggu Ke-1
  • Calon Ibu
Idealnya calon ibu berada dalam kondisi sehat optimal. Kebiasaan seperti merokok, minum beralkohol dan obat-obatan yang tidak perlu sudah seharusnya dihentikan pada masa ini. Suhu tubuh basal akan sedikit meningkat pada masa ovulasi dan berkisar antara 36,6 C dan berangsur - angsur akan meningkat. Konsultasi genetik bisa dilakukan dengan dokter kandungan untuk mengetahui apakah adanya riwayat penyakit menurun dalam keluarga seperti hemofili, fibrosis kistik atau berbeda tipe golongan darah Rhesus.
Minggu Ke-2
  • Calon Ibu
Masa fertilisasi atau pembuahan dimana berjuta-juta sperma pasangan akan masuk ke vagina dan mencapai tuba falopi. Beberapa ratus sperma akan menuju sel telur sambil mengeluarkan enzim yang membuat salah satu sperma berhasil menembus lapisan pelindung sel telur yang matang. Pada saat ini terjadi perubahan kimiawi yang mencegah sperma lain memasuki sel telur. Tubuh sperma yang berhasil masuk sel telur akan terurai dan inti sel yang membawa kode genetik akan menyatu dengan kode genetik sel telur yang telah dibuahi.
  • Janin Bayi
Jenis kelamin bayi pada masa ini ditentukan oleh 46 kromosom yang menyusun karakteristik genetik-nya. Sel sperma dan sel telur membawa kode genetiknya masing-masing. Sel telur hanya memiliki kromosom X, namun sel sperma membawa kromosom X atau Y. Bila sperma yang membuahi sel telur membawa kromosom X maka akan membentuk seorang bayi perempuan. Lain halnya bila yang membuahi sel telur adalah sel sperma yang membawa kromosom Y, maka bayi laki-laki-lah yang akan terbentuk. Pada hal ini, calon ayah-lah yang sebenarnya menentukan jenis kelamin bayi.
Sel telur yang telah dibuahi akan mebelah dua menjadi 2 sel, kemudian 4 sel dan kemudian terus membelah sambil bergerak meninggalkan tuba falopi menuju rahim. Saat ini, dengan perkiraan kasar terdapat 30 sel hasil pembelahan. Kumpulan sel tersebut dinamakan morula, dari bahasa Latin yang berarti anggur.
Minggu Ke-3
  • Calon Ibu
Kira-kira 7 hari setelah fertilisasi, morula akan tertanam di lapisan dalam rahim (endometrium). Secara formal hal ini dapat dikatakan sebagai suatu kehamilan. Kelompok sel tersebut akan semakin matang dan menjadi blastokista, substansi yang akan men-stimulasi terjadinya perubahan dalam tubuh calon ibu termasuk terhentinya siklus menstruasi.
  • Janin Bayi
Selama minggu-minggu awal kehamilan, bayi akan berkembang pesat. Setiap hari pasti akan terjadi perubahan besar. Hanya dalam waktu 7 hari, sebuah sel akan menjadi suatu kelompok berisi ratusan sel. Walau secara kasat mata bahkan dengan bantuan mikroskop tetap sulit dilihat, sel-sel ini telah mengatur dirinya sendiri dengan benar. Sebagian membentuk embrio, sedangkan yang lain menjadi struktur penyokong yang memberi nutrisi kepada embrio. Bagaimana hal ini terjadi masih menjadi misteri bagi para ahli.


Minggu Ke-4
  • Calon Ibu
Meskipun kehamilan bisa diketahui sendiri, namun tes darah yang mampu membuktikan kehamilan secara akurat, terutama pada minggu-minggu ini. Hal ini disebabkan adanya blastokista yang akan mengeluarkan sejumlah hormon kehamilan (Human Chorionic Gonadotrophin / hCG). Hormon ini dapat terdeteksi dalam darah. Urin juga dapat digunakan untuk men-tes hormon ini, namun hasilnya tidak seakurat tes darah.
  • Janin Bayi
Pada minggu ini blastokista yang tadinya berbentuk seperti bola mulai berubah menjadi sebuah embrio. Embrio ini dibedakan menjadi 3 jenis lapisan yang nantinya membentuk 3 jenis jaringan, yaitu:
  1. Endoderm: lapisan terdalam yang akan membentuk paru-paru, hati, sistem pencernaan dan pankreas
  2. Mesoderm: lapisan tengah yang akan membentuk tulang, otot, ginjal, pembuluh darah dan jantung
  3. Ektoderm: lapisan terluar yang akan membentuk kulit, rambut, lensa mata, email gigi dan sistem saraf
Keseluruhan sel dalam setiap jaringan akan bergerak mengelilingi untuk menuju tempat masing-masing dan bentuk bakal kepala embrio akan meruncing seperti tetesan air mata.
Minggu Ke-5
  • Calon Ibu
Tanda utama kehamilan adalah tidak menstruasi sekitar 2-3 minggu setelah konsepsi. Namun ketiadaan menstruasi (amenore) ini bisa juga disebabkan oleh hal-hal lain. Untuk memastikan perlu dilakukan tes urin sehingga dokter dapat menaksir perkiraan hari persalinan dihitung semenjak hari pertama siklus menstruasi terakhir.
Selain tidak menstruasi (amenore) terdapat tanda-tanda awal lainnya yang juga perlu diperhatikan, misalnya mual muntah atau biasa disebut morning sickness, perubahan selera makan, perubahan pada payudara, dan kelelahan.
Kehamilan biasanya terbagi dalam periode, yang dikenal sebagai triwulan, yaitu:
  1. Triwulan I : berlangsung hingga minggu kehamilan ke-13. Pada masa ini terjadi perkembangan janin yang cepat. Pada masa ini risiko keguguran juga termasuk tinggi.
  2. Triwulan II : berlangsung dari minggu ke-14 hingga minggu kehamilan ke-27
  3. Triwulan II : berlangsung dari minggu ke-28 hingga masa kelahiran
  • Janin Bayi
Pada saat ini janin dalam rahim sang ibu telah memiliki bentuk yang lebih jelas. Janin telah memiliki bagian atas bawah, kanan kiri, serta depan belakang. Di daerah punggung terdapat suatu celah melengkung yang akan membentuk struktur seperti tabung silinder yang disebut neural tube (tabung saraf). Dalam perkembangannya, pada tabung ini akan terbentuk sumsum tulang belakang dan otak. Bagian atas dari tabung tersebut akan meluas dan mendatar untuk mebentuk otak depan. Selain itu di bagian pusat janin akan terbentuk suatu tonjolan yang merupakan bakal jantung. Tonjolan tersebut akan dialiri oleh pembulu darah rudimenter (pembuluh darah yang belum sempurna).
Minggu Ke-6
  • Calon Ibu
Pada saat ini banyak wanita yang menghubungkan kehamilan dengan timbulnya keluhan, khususnya nausea (pusing dan mual). Biasanya para ibu saat ini merasa lebih mudah tersinggung dan lelah daripada sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya peningkatan hormon progesteron. Biasanya isitrahat yang cukup akan membantu proses relaksasi dalam neghadapi hal-hal tersebut
  • Janin Bayi
Tabung saraf di sepanjang tulang belakang telah menutup. Di salah satu ujungnya telah terbentuk bakal otak yang akan mengisi tulang tengkorak. Sementara itu terdapat 2 buah piringan pigmen kecil yang membentuk struktur seperti mangkuk di kedua sisi kepalanya. Bagian ini disebut vesikel optikus yang merupakan bakal mata.
Walaupun jantung bayi pada awalnya hanya berupa tabung kecil, namun pada tahap ini bakal jantung telah berdenyut dan tidak akan pernah berhenti hingga akhir hidup. Bakal kaki dan tangan juga mulai terlihat, demikian pula tulang ekor akan makin terlihat jelas di tahap ini.
Minggu Ke-7
  • Calon Ibu
Lima minggu setelah konsepsi, dinding rahim melunak sehingga mempermudah penanaman blastosit. Pada saat ini serviks (mulu tahim mulai melunak. Perubahan yang terjadi di organ dalam lain adalah penebalan lendir serviksyang akan menggumpal membentuk sumbat (plug) dalam saluran mulut rahim. Nantinya lendir ini akan dikeluarkan sesaat sebelum proses persalinan, yaitu saat serviks mulai membuka (hal ini disebut show).
  • Janin Bayi
Di minggu ini terjadi perubahan pada tubuh, wajah, dan kaki bayi. Saluran pencernaan janin mulai terbentuk dan usus depan telah terlihat. Bentuk tulang ekor juga jelas terlihat namun akan menghilang di minggu ke-10 atau 11. Paru-paru juga mulai berkembang sementara itu tali pusat akan berkembang setelah plasenta dewasa. Selain itu telah terbentuk pula bakal wajah, sedikit pigmentasi pada iris mata dan lubang pada mulutnya. Seminggu setelah pembentukan bakal kaki, maka bakal lengan justru telah dapat dibedakan menjadi segmen tangan dan bahu.

Minggu Ke-8
  • Calon Ibu
Walauoun rahim mulai membesar, perubahan ini biasanya belum terlihat dari luar. Yang lebih dahulu mendeteksi perubahan ini secara umum adalah dokter. Dokter akan meraba pembesaran saat melakukan pemerikasaan panggul. Biasanya ukuran baju sang ibu mulai membesar karena pinggang terasa mulai adanya pengetatan akibat membesarnya janin yang tumbuh.
  • Janin Bayi
Pada ujung-ujung tubuh yang sedang berkembang, mulai terbentuk bakal jari tangan dan kaki, sedangkan bakal lengan akan sedikit fleksi (membengkok) pada bagian pergelangan dan siku. Pada bagian sisi lehernya nampak bakal telinga luar yang mulai tumbuh, begitu pula halnya bakal bibir atas dan ujung hidung pada wajahnya. Bakal mata janin masih saling berjauhan satu sama lain, namun bakal kelopak mata mulai terbentuk mengitarinya. Dalam tubuh janin, usus halus tampak panjang sekali sehingga rongga perut tidak mampu menampung. Beberapa akan menonjol ke tali pusat janin yang disebut hernia (penonjolan) fisiologik.
Minggu Ke-9
  • Calon Ibu
Pada saat in hormon kehamilan hCG sedang berada di posisi puncak sehingga sang ibu akan mengalami beberapa perubahan. Kulit wajah sang ibu akan terasa lebih halus dan kencang walau mungkin akan sedikit berjerawat pula. Rambut sang ibu akan terasa lebih kering dan payudara terlihat sedikit mengencang, kadang-kadang padat, atau sedikit nyeri bila ditekan. Pada saat ini pula cairan keluar dari vagina dalam jumlah bervariasi.
  • Janin Bayi
Punggung bayi saat ini akan sedikit menegak dan tulang ekornya akan sedikit memendek. Proporsi kepala masih lebih besar dari anggota tubuh lainnya dan bagian kepala masih menekuk ke arah dada. Kedua mata bayi telah berkembang dengan baik namun masih ditutupi oleh membran kelopak. Selain itu bayi sudah dapat melakukan gerakan-gerakan kecil setelah otot-ototnya mulai berkembang dan perubahan ini dapat dilihat melalui USG. Anggota badan lainnya juga muali berkembang, seperti perkembangan lengan dan jari tangan lebih cepat daripada tungkai dan jari kaki. Pada tahap ini, telapak tangan janin telah memiliki batas jari tangan yang jelas. Kelima jari tangan tampak terpisah satu sama lain.

KONTRASEPSI IUD


Pengertian IUD
Suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim terbuat dari plastik halus (Polyethelen) untuk mencegah terjadinya konsepsi     atau kehamilan (BKKBN, 2003).
Suatu alat yang terbuat dari palstik atau tembaga yang dimasukkan kedalam rahim oleh seorang dokter untuk jangka waktu yang lama (WHO, 2004)

iud-history-bmp

Jenis IUD/ Spiral
1. Cooper – T
Berbentuk T terbuat dari bahan polyethelen dimana dibagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan ini mempunyai efek anti fertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.


2. Cooper – 7
Berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm, ditambahkan gulungan tembaga yang fungsinya sama seperti lilitan tembaga halus pada jenis Cooper – T.

3.  Multi Load
Terbuat dari plastik atau polyethelen dengan dua tangan, kiri dan kanan terbentuk sayap yang fleksibel. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga untuk menambah efektifitas.


4.  Lippes Loop
Terbuat dari polyethelen, berbentuk spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol diberi benang pada ekornya. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah, keuntungan lain dari AKDR/IUD jenis ini adalah jarang terjadi luka atau porforasi, sebab terbuat dari bahan plastik (Maryani, 2004).

Pengertian Pemakai IUD
Pemakaian IUD adalah seorang wanita yang menggunakan alat kontrasepsi IUD mencegah atau menghindari kehamilan (BKKBN, 2003).
Yang dapat menggunakan dan yang tidak diperkenankan menggunakan IUD.
Yang dapat menggunakan IUD adalah : usia reproduksi, menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang, menyusui, setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi, risiko rendah dari IMS, tidak menghendaki metode hormonal, dan tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari.
Sedangkan yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil), perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi), sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, sevisitis), tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita Penyakit Radang Panggul atau abortus septik, kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim, kanker alat genital, dan ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Saifuddin, 2003).


Keuntungan dan Keterbatasan IUD
Keuntungan memakai alat kontrasepsi IUD banyak sekali diantaranya : memerlukan hanya satu kali motivasi dan pemasangan, tidak ada efek sistemik, dapat mencegah kehamilan dalam jangka panjang, kegagalan yang disebabkan karena kesalahan akseptor tidak banyak, efektifitas tinggi, kesuburan dapat pulih kembali (reversible), dan juga ekonomis (Mochtar, 1998).
Sedangkan keterbatasan IUD antara lain : diperlukan pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi ginetalia sebelum pemasangan IUD, diperlukan tenaga terlatih untuk pemasangan dan pencabutan IUD, klien tidak dapat menghentikan sendiri setiap saat, pada penggunaan jangka panjang bisa terjadi aminorhea, dapat terjadi perforasi uterus pada saat insersi (< 1/1000 kasus), kejadian kehamilan ektropik relatif tinggi, bertambahnya risiko mendapat penyakit radang panggul, terjadi perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan pemakaian), tidak bisa mencegah IMS termasuk HIV/AIDS, klien harus memeriksa posisi benang IUD, sedangkan beberapa perempuan tidak mau melakukan hal ini, dan juga mahal (Saifuddin, dkk, 2003).


 Waktu Pemasanganiud41
     IUD dipasang diluar hamil dan saat selesai menstruasi. Pemasangan program post partum belum memuaskan karena banyak terjadi ekspulsi dan masyarakat segan untuk kembali.


IUD dapat dipasang pada :
1. Bersamaan dengan menstruasi
2. Segera setelah bersih menstruasi
3. Pada masa akhir menstruasi
4. Tiga bulan pasca puerperium
5. Bersamaan dengan seksio secaria
6. Bersamaan dengan abortus dan kuretage
7. Hari kedua – ketiga pasca persalinan (Manuaba, 1998).


Tidak dapat dipasang pada :
1. Terdapat infeksi genetalia
a. Menimbulkan eksaserbasi (kambuh) infeksi
b. Keadaan patologis lokal : flungkle, stenosis vagina, infeksi vagina.
2. Dugaan keganasan serviks
3. Perdarahan dengan sebab yang tidak jelas
4. Pada kehamilan : terjadi abortus, mudah perforasi, perdarahan, infeksi (Manuaba, 1998).


Prosedur Klinik Proses Pemasangan IUD

1. Tidak melakukan pemasangan bagi klien dengan riwayat kesehatan maupun hasil pemeriksaan fisiknya menunjukkan adanya IMS.
2. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah tindakan.
3. Bila perlu, minta klien untuk membersihkan daerah genitalnya sebelum melakukan pemeriksaan panggul.
4. Gunakan instrumen dan pakai sepasang sarung tangan steril.
5. Setelah memasukkan spekulum dan memeriksa serviks, usapkan larutan antiseptik beberapa kali secara merata pada serviks dan vagina sebelum memulai tindakan.
6. Memasukan AKDR dalam kemasan sterilnya.
7. Gunakan teknik “tanpa sentuh” pada saat pemasangan AKDR untun kengurangi kontaminasi kavum uteri.
8. Buang bahan-bahan terkontaminasi.
9. Segera lakukan dekontaminasi peralatan dan bahan-bahan pakai ulang dalam larutan klorin 0,5% setelah digunakan (Saifuddin, 2003).

DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. 2003. Kamus Istilah Kependudukan, KB dan Keluarga Sejahtera. Jakarta : BKKBN.
BKKBN. 2003. Umpan Balik Laporan Pencapaian Program KB Nasional Propinsi Jawa Timur. Surabaya : BKKBN.
Dorland, Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 29. Jakarta : EGC.
Hartanto, Hanafi. 2004. KB dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Iswarati. 2003. KB, KP, Gender dan Pembangunan Kependudukan. Jakarta : BKKBN.
Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakata : EGC.
Maryani, Heti. 2004. Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Bagi Wanita, (internet). 5th October.
Available from http://www.tempo.co.id/medika/arsip/032002/PUS-1.html.
Accesed (Jan 10th 2005).

Down Syndrom

A. Pengertian
Kelainan bawaan sejak lahir yang terjadi pada 1 diantara 700 bayi. Mongolisma (Down’s Syndrome) ditandai oleh kelainan jiwa atau cacat mental mulai dari yang sedang sampai berat. Tetapi hampir semua anak yang menderita kelainan ini dapat belajar membaca dan merawat dirinya sendiri.

Sindrom Down adalah suatu kumpulan gejala akibat dari abnormalitas kromosom, biasanya kromosom 21, yang tidak berhasil memisahkan diri selama meiosis sehingga terjadi individu dengan 47 kromosom. Sindrom ini pertama kali diuraikan oleh Langdon Down pada tahun 1866.

Down Syndrom merupakan kelainan kromosom autosomal yang paling banyak terjadi pada manusia. Diperkirakan 20 % anak dengan down syndrom dilahirkan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun. Synrom down merupakan cacat bawaan yang disebabkan oleh adanya kelebiha kromosom x. Syndrom ini juga disebut Trisomy 21, karena 3 dari 21 kromosom menggantikan yang normal.95 % kasus syndrom down disebabkan oleh kelebihan kromosom.




B. Etiologi

Penyebab dari Sindrom Down adalah adanya kelainan kromosom yaitu terletak pada kromosom 21 dan 15, dengan kemungkinan-kemungkinan :
1. Non Disjunction sewaktu osteogenesis ( Trisomi )
2. Translokasi kromosom 21 dan 15
3. Postzygotic non disjunction ( Mosaicism )

Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya kelainan kromosom ( Kejadian Non Disjunctional ) adalah :
1. Genetik
Karena menurut hasil penelitian epidemiologi mengatakan adanya peningkatan resiko berulang bila dalam keluarga terdapat anak dengan syndrom down.
2. Radiasi
Ada sebagian besar penelitian bahwa sekitar 30 % ibu yang melahirkan ank dengan syndrom down pernah mengalami radiasi di daerah sebelum terjadi konsepsi.
3. Infeksi Dan Kelainan Kehamilan
4. Autoimun dan Kelainan Endokrin Pada ibu
Terutama autoimun tiroid atau penyakit yang dikaitkan dengan tiroid.
5. Umur Ibu
Apabila umur ibu diatas 35 tahun diperkirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat menyebabkan “non dijunction” pada kromosom. Perubahan endokrin seperti meningkatnya sekresi androgen, menurunnya kadar hidroepiandrosteron, menurunnya konsentrasi estradiolsistemik, perubahan konsentrasi reseptor hormon danpeningkatan kadar LH dan FSH secara tiba-tiba sebelum dan selam menopause. Selain itu kelainan kehamilan juga berpengaruh.
6. Umur Ayah
Selain itu ada faktor lain seperti gangguan intragametik, organisasi nukleolus, bahan kimia dan frekuensi koitus.

C. Gejala Klinis
Berat badan waktu lahir dari bayi dengan syndrom down umumnya kurang dari normal.
Beberapa Bentuk Kelainan Pada Anak Dengan Syndrom Down :
1. Sutura Sagitalis Yang Terpisah
2. Fisura Palpebralis Yang Miring
3. Jarak Yang Lebar Antara Kaki
4. Fontarela Palsu
5. “Plantar Crease” Jari Kaki I Dan II
6. Hyperfleksibilitas
7. Peningkatan Jaringan Sekitar Leher
8. Bentuk Palatum Yang Abnormal
9. Hidung Hipoplastik
10. Kelemahan Otot Dan Hipotonia
11. Bercak Brushfield Pada Mata
12. Mulut Terbuka Dan Lidah Terjulur
13. Lekukan Epikantus (Lekukan Kulit Yang Berbentuk Bundar) Pada Sudut Mata Sebelah Dalam
14. Single Palmar Crease Pada Tangan Kiri Dan Kanan
15. Jarak Pupil Yang Lebar
16. Oksiput Yang Datar
17. Tangan Dan Kaki Yang Pendek Serta Lebar
18. Bentuk / Struktur Telinga Yang Abnormal
19. Kelainan Mata, Tangan, Kaki, Mulut, Sindaktili
20. Mata Sipit

Gejala-Gejala Lain :
1. Anak-anak yang menderita kelainan ini umumnya lebih pendek dari anak yang umurnya sebaya.
2. Kepandaiannya lebih rendah dari normal.
3. Lebar tengkorak kepala pendek, mata sipit dan turun, dagu kecil yang mana lidah kelihatan menonjol keluar dan tangan lebar dengan jari-jari pendek.
4. Pada beberapa orang, mempunyai kelaianan jantung bawaan.

Juga sering ditemukan kelainan saluran pencernaan seperti atresia esofagus (penyumbatan kerongkongan) dan atresia duodenum, jugaa memiliki resiko tinggi menderita leukimia limfositik akut. Dengan gejala seperti itu anak dapat mengalami komplikasi retardasi mental, kerusakan hati, bawaan, kelemahan neurosensori, infeksi saluran nafas berulang, kelainan GI.

Komplikasi
1. Penyakit Alzheimer’s (penyakit kemunduran susunan syaraf pusat)
2. Leukimia (penyakit dimana sel darah putih melipat ganda tanpa terkendalikan).
Penyebab
1. Pada kebanyakan kasus karena kelebihan kromosom (47 kromosom, normal 46, dan kadang-kadang kelebihan kromosom tersebut berada ditempat yang tidak normal)
2. Ibu hamil setelah lewat umur (lebih dari 40 th) kemungkinan melahirkan bayi dengan Down syndrome.
3. Infeksi virus atau keadaan yang mempengaruhi susteim daya tahan tubuh selama ibu hamil.

D. Patofisiologi
Penyebab yang spesifik belum diketahiui, tapi kehamilan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun beresiko tinggi memiliki anak syndrom down. Karena diperjirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat menyebabkan “non-disjunction” pada kromosom yaitu terjadi translokasi kromosom 21 dan 15. Hal ini dapat mempengaruhi pada proses menua.

E. Prognosis
44 % syndrom down hidup sampai 60 tahun dan hanya 14 % hidup sampai 68 tahun. Tingginya angka kejadian penyakit jantung bawaan pada penderita ini yang mengakibatkan 80 % kematian. Meningkatnya resiko terkena leukimia pada syndrom down adalah 15 kali dari populasi normal. Penyakit Alzheimer yang lebih dini akan menurunkan harapan hidup setelah umur 44 tahun.

Anak syndrom down akan mengalami beberapa hal berikut :
1. Gangguan tiroid
2. Gangguan pendengaran akibat infeksi telinga berulang dan otitis serosa
3. Gangguan penglihatan karena adanya perubahan pada lensa dan kornea
4. Usia 30 tahun menderita demensia (hilang ingatan, penurunan kecerdasan danperubahan kepribadian)

F. Pencegahan
1. Konseling Genetik maupun amniosentesis pada kehamilan yang dicurigai akan sangat membantu mengurangi angka kejadian Sindrom Down.
2. Dengan Biologi Molekuler, misalnya dengan “ gene targeting “ atau yang dikenal juga sebagai “ homologous recombination “ sebuah gen dapat dinonaktifkan.

G. Diagnosis
Pada pemeriksaan radiologi didapatkan “brachyaphalic” sutura dan frontale yang terlambat menutup. Tulang ileum dan sayapnya melebar disertai sudut asetabular yang lebar. Pemeriksaan kariotiping untuk mencari adanya translokasi kromosom. Diagnosis antenatal dengan pemeriksaan cairan amnion atau vili karionik, dapat dilakukan secepatnya pada kehamilan 3 bulan atau pada ibu yang sebelumnya pernah melahirkan anak dengan syndrom down. Bila didapatkan janin yang dikandung menderita sydrom down dapat ditawarkan terminasi kehamilan kepada orang tua.

Pada anak dengan Sindrom Down mempunyai jumlah kromosom 21 yang berlebih ( 3 kromosom ) di dalam tubuhnya yang kemudian disebut trisomi 21. Adanya kelebihan kromosom menyebabkan perubahan dalam proses normal yang mengatur embriogenesis. Materi genetik yang berlebih tersebut terletak pada bagian lengan bawah dari kromosom 21 dan interaksinya dengan fungsi gen lainnya menghasilkan suatu perubahan homeostasis yang memungkinkan terjadinya penyimpangan perkembangan fisik ( kelainan tulang ), SSP ( penglihatan, pendengaran ) dan kecerdasan yang terbatas.


H. Penatalaksanan

1. Penanganan Secara Medis
a. Pendengarannya : sekitar 70-80 % anak syndrom down terdapat gangguan pendengaran dilakukan tes pendengaran oleh THT sejak dini.
b. Penyakit jantung bawaan
c. Penglihatan : perlu evaluasi sejak dini.
d. Nutrisi : akan terjadi gangguan pertumbuhan pada masa bayi / prasekolah.
e. Kelainan tulang : dislokasi patela, subluksasio pangkal paha / ketidakstabilan atlantoaksial. Bila keadaan terakhir ini sampai menimbulkan medula spinalis atau bila anak memegang kepalanya dalam posisi seperti tortikolit, maka perlu pemeriksaan radiologis untuk memeriksa spina servikalis dan diperlukan konsultasi neurolugis.
2. Pendidikan
a. Intervensi Dini
Program ini dapat dipakai sebagai pedoman bagi orang tua untuk memberi lingkunga yang memeadai bagi anak dengan syndrom down, bertujuan untuk latihan motorik kasar dan halus serta petunjuk agar anak mampu berbahasa. Selain itu agar ankak mampu mandiri sperti berpakaian, makan, belajar, BAB/BAK, mandi,yang akan memberi anak kesempatan.
b. Taman Bermain
Misal dengan peningkatan ketrampilan motorik kasar dan halus melalui bermain dengan temannya, karena anak dapat melakukan interaksi sosial dengan temannya.
c. Pendidikan Khusus (SLB-C)
Anak akan mendapat perasaan tentang identitas personal, harga diri dan kesenangan. Selain itu mengasah perkembangan fisik, akademis dan dan kemampuan sosial, bekerja dengan baik dan menjali hubungan baik.

Keputihan (flour albus)

Pengertian keputihan
  • Keputihan adalah semacam Silim yang keluar terlalu banyak, warnanya putih seperti sagu kental dan agak kekuning-kuningan. Jika Silim atau lendir ini tidak terlalu banyak, tidak menjadi persoalan.(Handayani, 2008)
  • Keputihan adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang di keluarkan dari alat–alat genital yang tidak berupa darah (Sarwono, 2005)
  • Keputihan di definisikan sebagai cairan dari kelamin perempuan (vagina ) yang berlebihan selain air kencing atau darah. Sifatnya bisa normal atau tidak normal (Indriatmi, 2007)
  • Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genetalia yang bukan darah. Keputihan bukan penyakit tersendiri, tetapi merupakan manifestasi gejala dari hampir semua penyakit kandungan (Manuaba, 2005)
  • Keputihan adalah gejala penyakit yang ditandai oleh keluarnya cairan dari organ reproduksi dan bukan berupa darah. Keputihan yang berbahaya adalah keputihan yang tidak normal (Blankast, 2008)
Keputihan pada Ibu Hamil
  • Keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina yang berwarna putih yang biasanya keluar menjelang haid atau pada masa kehamilan. Keputihan biasanya terjadi menjelang ovulasi, badan lelah atau akibat rangsangan seksual (Purwantyastuti, 2004)
  • Keputihan muncul dikarenakan adanya peningkatan hormonal selama kehamilan. Dalam hal ini vagina akan mengeluarkan cairan berwarna putih seperti susu, encer dan tidak berbau. Cairan akan bertambah banyak seiring dengan bertambahnya usia kehamilan anda. Hal ini merupakan hal yang wajar, untuk itu kebersihan dan kelembaban disekitar area vagina harus tetap terjaga, juga pakailah pakaian dalam yang tidak terlalu ketat dan menyerap keringat. Namun jika keputihan disertai gatal-gatal dan berbau segera periksa ke dokter/ Bidan anda. Karena dengan kondisi ini kemungkinan terjadi adanya infeksi, jika tidak segera mendapatkan pengobatan dapat menyebabkan perlunakan dalam leher rahim dan akan timbul kontraksi sebelum waktunya. (Kusumawati, 2008)
  • Seorang wanita lebih rentan mengalami keputihan pada saat hamil karena pada saat hamil terjadi perubahan hormonal yang salah satu dampaknya adalah peningkatan jumlah produksi cairan dan penurunan keasaman vagina serta terjadi pula perubahan pada kondisi pencernaan. Semua ini berpengaruh terhadap peningkatan risiko terjadinya keputihan, khususnya yang disebabkan oleh infeksi jamur. Selama belum terjadi persalinan dan selaput ketuban masih utuh, dimana janin masih terlindungi oleh selaput ketuban dan air ketuban yang steril, umumnya tidak ada efek langsung infeksi vagina yang menyebabkan terjadinya keputihan pada janin. ( Ocvyanti, 2008)

Klasifikasi keputihan
  • Ada dua jenis keputihan yaitu :
  1. Keputihan tidak normal (patologis)
  2. Keputihan normal (fisiologis)
  • Perbedaan keputihan fisiologis dan yang patologis. Keputihan fisiologis terdiri atas cairan yang kadang– kadang berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang, sedang pada keputihan patologis terdapat banyak leukosit. (Sarwono, 2005)
Gejala keputihan
  • Keputihan normal mempunyai ciri – ciri :
  1. Cairan yang keluar encer
  2. Berwarna bening atau krem
  3. Tidak berbau
  4. Tidak gatal
  5. Jumlahnya sedikit
  • Disebut keputihan tidak normal jika mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Cairan yang keluar bersifat kental
  2. Berwarna putih susu, kuning atau hijau
  3. Terasa gatal
  4. Berbau tidak sedap
  5. Menyisakan bercak pada pakaian dalam
  6. Jumlahnya banyak
Faktor Penyebab keputihan

a. Infeksi vagina oleh jamur (candida albicans) atau parasit (tricomonas)
  • Jenis infeksi yang terjadi pada vagina yakni, bacterial vaginosis, trikomonas, dan kandidiasis. Bakterial vaginosis merupakan gangguan vagina yang sering terjadi ditandai dengan keputihan dan bau tak sedap. Hal ini di sebabkan oleh lactobacillus menurun, bakteri patogen (penyebab infeksi) meningkat, dan pH vagina meningkat
b. Faktor hygiene yang jelek
  • Kebersihan daerah vagina yang jelek dapat menyebabkan timbulnya keputihan. Hal ini terjadi karena kelembaban vagina yang meningkat sehingga bakteri patogen penyebab infeksi mudah menyebar.
c. Pemakaian obat-obatan (antibiotik, kortikosteroid, dan pil KB) dalam waktu lama.
  • Karena pemakaian obat- obatan khususnya antibiotik yang terlalu lama dapat menimbulkan sistem imunitas dalam tubuh. Sedangkan penggunaan KB mempengaruhi keseimbangan hormonal wanita. Biasanya pada wanita yang mengkonsumsi antibiotik timbul keputihan.
d. Stres
  • Otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor otak mengalami stress maka hormonal di dalam tubuh mengalami perubahan keseimbangan dan dapat menyebabkan timbulnya keputihan. Hal ini sesuai dengan pendapat Purwantyastuti (2004) yang mengatakan bahwa wanita bisa mengalami gangguan siklus menstruasi / keputihan yang disebabkan oleh stres.
  • Penyebab lain keputihan adalah alergi akibat benda-benda yang dimasukkan secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam vagina, seperti tampon, obat atau alat kontrasepsi, rambut kemaluan, benang yang berasal dari selimut, celana dan lainnya. Bisa juga karena luka seperti tusukan, benturan, tekanan atau iritasi yang berlangsung lama. Karena keputihan, seorang ibu bahkan bisa kehilangan bayinya. (Suryana, 2009)
e. Akibat keputihan pada kehamilan
  • Keputihan akibat infeksi yang terjadi pada masa kehamilan akan meningkatkan risiko persalinan prematur dan janinnya juga berisiko mengalami infeksi.(Atiwicaksono, 2008)
  • Namun jika keputihan disertai gatal-gatal dan berbau segera periksa ke dokter anda. Karena dengan kondisi ini kemungkinan terjadi adanya infeksi, jika tidak segera mendapatkan pengobatan dapat menyebabkan perlunakan dalam leher rahim dan akan timbul kontraksi sebelum waktunya. (Kusumawati, 2008)
  • Misalnya, pada infeksi chlamydia dapat terjadi keguguran hingga persalinan sebelum waktunya (persalinan prematur). Infeksi virus herpes simpleks dapat menyebabkan radang pada otak bayi (ensefalitis). Infeksi jamur candida sp dapat meningkatkan risiko terjadinya ayan (epilepsi). Infeksi virusHPV dapat menyebabkan terjadinya papiloma laring pada bayi yang menyebabkan gangguan pernapasan dan gangguan pencernaan bayi hingga kematian. Infeksi bakteri Neisserea gonorrhoeae dapat menyebabkan infeksi pada mata bayi hingga terjadi kebutaan. (Dwiana, 2008)
f. Cara mengatasi keputihan
a. Tanpa Obat
  • Menjaga agar daerah genetalia senantiasa bersih serta memperhatikan sabun yang di gunakan sebaiknya sabun yang tidak berparfum
  • Hindari mandi dengan berendam
  • Menggunakan celana dalam dari bahan katun, tidak menggunakan celana dalam yang ketat.
  • Menghindari beraktivitas yang terlalu lelah, panas dan keringat yang berlebih.
  • Liburan untuk mengurangi stres karena stres merupakan suatu faktor timbulnya keputihan.
b. Dengan obat
  • Konsultasi dengan dokter karena dokter akan memberikan obat-obatan sesuai dengan jenis keputihan yang dialami.
  • Keputihan sangat tidak mengenakan, terlebih bagi wanita hamil. 
  • Untuk keputihan normal tidak perlu dilakukan terapi khusus. Yang penting, bagaimana membersihkan organ intim secara benar dan teratur. Umumnya, cukup dengan sabun khusus vagina dan air bersih serta menjaga agar pakaian dalam tetap kering dan bersih. 
  • Sedangkan keputihan yang tidak normal harus segera mendapatkan pengobatan media. 
  • Keputihan yang terjadi selama kehamilan, misalnya disebabkan oleh infeksi jamur Candida sp, pengobatan yang paling aman adalah dengan menggunakan obat lokal berbahan krim atau sejenis kapsul yang dimasukkan ke dalam vagina. 
  • Keputihan yang dialami wanita hamil akibat infeksi bakteri diberikan obat dalam bentuk kapsul atau tablet yang aman dikonsumsi. Pada infeksi niceriagonorrhoeae, ada obat dalam bentuk kapsul yang dapat diminum. Sebaiknya, segera periksakan kandungan jika terjadi keputihan. 
  • Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat khusus untuk mendapatkan gambaran alat kelamin secara lebih baik, seperti melakukan kolpokopi yang berupa optik untuk memperbesar gambaran leher rahim, liang senggama, dan bibir kemaluan. 
  • Selain pengobatan medis, biasanya orang akan menggunakan daun sirih untuk mengurangi keputihan. Caranya, dengan meminum air daun sirih yang telah direbus terlebih dahulu. Cara ini cukup aman bagi ibu hamil dan bayinya. (Suryana, 2009)
  • Dan yang terpenting bila suatu keputihan yang tidak sembuh dengan pengobatan biasa (antibiotika dan anti jamur) harus dipikirkan keputihan tersebut disebabkan oleh suatu penyakit keganasan seperti kanker leher rahim. Ini biasanya ditandai dengan cairan banyak, bau busuk, sering disertai darah tak segar. (Blankast, 2008)